kabarkutim.com.com, Jakarta Asam urat merupakan penyakit persendian yang terjadi ketika kristal asam urat menumpuk di persendian. Hal ini menyebabkan peradangan dan nyeri hebat. Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa namun bukan berarti bisa kambuh kembali di usia muda.
Rutinitas harian Anda bisa menjadi penyebab asam urat. Namun, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa menstruasi yang teratur dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.
Nah, agar terhindar dari masalah tersebut, yuk kenali gejala-gejala penyebab asam urat yang perlu Anda ketahui yang sering kali tidak Anda sadari. Berikut delapan kebiasaan penyebab asam urat yang dihimpun kabarkutim.com.com dari berbagai sumber, Kamis (25/7/2024).
Salah satu penyebab utama asam urat adalah makanan kaya purin. Purin sendiri merupakan sesuatu yang dapat ditemukan pada berbagai jenis makanan, seperti daging merah, daging, dan berbagai jenis ikan seperti sarden dan makarel. Ketika purin terurai di dalam tubuh, mereka menghasilkan asam urat. Jika kita mengonsumsi makanan yang banyak mengandung purin, maka risiko terkena penyakit asam urat akan meningkat.
Mengonsumsi minuman manis juga dapat meningkatkan risiko asam urat. Makanan yang tinggi fruktosa, seperti minuman manis dan minuman bersoda, dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Kadar fruktosa yang tinggi dapat mengganggu metabolisme asam urat dan menyebabkannya menumpuk di dalam darah.
Dehidrasi atau dehidrasi bisa menjadi penyebab penumpukan asam urat buruk di dalam tubuh. Air berperan penting dalam melarutkan asam urat dari darah dan membantu mengeluarkannya melalui urin. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan meminum cukup air setiap hari agar asam urat dapat dikeluarkan dari tubuh dengan baik.
Kebiasaan minum alkohol dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Terutama minuman seperti anggur dan alkohol. Alkohol mempunyai efek menghambat proses pembuangan asam urat dari dalam tubuh, dan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi ini akan menurunkan kemampuan tubuh dalam mengeluarkan asam urat. Jadi sangat penting bagi kita untuk mengurangi asupan alkohol untuk menjaga kadar asam urat tetap terkendali.
Selain itu, kurang olahraga juga berperan dalam pembentukan asam urat dalam tubuh. Orang yang tidak bergerak atau berolahraga berisiko terkena penyakit asam urat.
Kelebihan berat badan atau obesitas juga merupakan faktor risiko asam urat. Kelebihan lemak dalam tubuh dapat meningkatkan produksi asam urat dan menurunkan kapasitas ekskresi tubuh.
Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam tubuh. Stres dapat mempengaruhi tubuh dan mempengaruhi produksi dan ekskresi asam urat. Untuk mengatasinya, penting untuk mengelola stres dengan cara positif, seperti relaksasi atau meditasi.
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh karena mekanisme kerja obat tersebut dapat mengganggu pembentukan asam urat yang normal. Obat-obatan tertentu seperti diuretik, aspirin dosis tinggi, antibiotik, dan kortikosteroid dapat memengaruhi cara tubuh memproses purin, produk sampingan asam urat.
Diuretik misalnya meningkatkan ekskresi air dan elektrolit termasuk asam urat oleh ginjal, sedangkan aspirin dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Kortikosteroid dan obat imunosupresan juga dapat mempengaruhi metabolisme purin sehingga menyebabkan pembentukan asam urat.
Oleh karena itu, penggunaan obat lain seringkali memerlukan pengawasan ketat dan mungkin memerlukan penyesuaian dosis atau pengobatan tambahan untuk mengontrol kadar asam urat dan mencegah komplikasi terkait asam urat seperti asam urat.
Dengan memperhatikan dan mengendalikan kebiasaan tersebut, seseorang dapat membantu menjaga kadar asam urat dalam tubuh tetap normal dan mengurangi risiko terkena asam urat. Penting untuk menemui ahli kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran atau gejala terkait asam urat agar dapat didiagnosis dan ditangani dengan tepat.