JAKARTA – PT PLN (Persero) mengurangi emisi karbon dioksida hingga 1,05 juta ton CO2e dengan memanfaatkan biomassa dalam teknologi co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya. Perusahaan utilitas milik negara ini juga menghasilkan 1,04 terawatt jam (TWh) energi bersih pada periode yang sama.
Teknologi pembakaran paralel merupakan sebuah terobosan transisi energi tanah air. Teknologi ini memiliki banyak keunggulan, selain dapat mengurangi emisi juga mengurangi penggunaan energi fosil, kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran persnya, Rabu (3/3). ). 1). 2024).
Menurut Darmawan, teknologi yang dikembangkan mulai tahun 2021 juga bisa membuat perekonomian masyarakat lebih efisien. Co-firing menggantikan biomassa dengan batu bara mendorong perekonomian nasional melalui partisipasi langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa.
Ia mengatakan pada tahun 2023, PLN akan menyerap 1 juta ton biomassa untuk 43 PLTU di seluruh Tanah Air. Angka tersebut meningkat lebih dari 71% dibandingkan realisasi serapan biomassa pada tahun 2022 sebesar 585.000 ton. Sementara itu, PLN akan terus menguji teknologi tersebut hingga tahun 2025 agar seluruh 52 PLTU di Indonesia bisa menggunakan co-firing, tambahnya.
Darmawan mengatakan pada akhir tahun 2023, PLN dapat memperkenalkan PLTU hybrid yang beroperasi 100 persen biomassa selama 15 hari sebulan di PLTU Sintang, Kalimantan Barat. Pencapaian ini merupakan yang pertama dan terpanjang di Indonesia dan merupakan jawaban masa depan energi bersih negara ini.
Darmawan menambahkan, peningkatan perekonomian masyarakat juga dapat dipercepat dengan adanya rantai pasok biomassa yang melibatkan masyarakat secara langsung. Pengembangan ekosistem biomassa dilanjutkan dengan menggandeng masyarakat lokal, koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta pemerintah daerah di lokasi sumber biomassa.
Darmawan mencontohkan, mulai Maret 2023, PLN akan bekerja sama dengan Pemprov DI Yogyakarta untuk mengembangkan kawasan ekonomi hijau guna mendukung fase Net Zero Emissions (NZE) 2060 berbasis partisipasi masyarakat setempat. “Inovasi yang kami kembangkan juga ditujukan pada berbagai aspek, yaitu mendorong perekonomian nasional, menjaga hutan, merehabilitasi kawasan tandus, dan menghilangkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,” jelasnya.