kabarkutim.com – Bank Indonesia memperkirakan inflasi inti bisa turun di bawah 4% secara tahunan (y/y) pada paruh pertama tahun 2023 atau lebih cepat dari perkiraan awal yakni pada kuartal ketiga tahun 2023.
Hal ini antara lain disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen, sehingga suku bunga kebijakan umum BI meningkat sebesar 125 bps pada tahun ini.
“Dengan cara ini stabilitas perekonomian akan semakin terjaga, daya beli masyarakat semakin membaik dan hal ini dapat mendorong konsumsi masyarakat,” kata Gubernur BI Perry Varjio saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur Oktober 2022 dengan cakupan triwulanan pada hari Kamis. (20/10/2022).
Inflasi inti hingga September 2022 sebesar 3,21 persen (y/y) sejalan dengan lebih rendahnya dampak limpahan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dan tidak adanya tekanan sisi inflasi yang kuat dari permintaan.
Meskipun inflasi inti akan berada di bawah 4 persen pada paruh pertama tahun depan, Perry memperkirakan inflasi indeks harga konsumen (CPI) masih akan berada di atas 4 persen pada periode ini.
Hal ini disebabkan oleh faktor dasar atau disebut juga base effect dari penyesuaian harga bahan bakar, namun pengaruhnya akan semakin kecil dari bulan ke bulan.
Koordinasi yang erat antara fiskal dan moneter akan menciptakan dampak lanjutan berupa penyesuaian harga bahan bakar yang lebih rendah dan lebih cepat dari biasanya. Selain itu, peningkatan penumpang angkutan juga tercatat kecil.
Lanjutnya, pemberian insentif pengendalian inflasi daerah dan koordinasi antara BI, pemerintah pusat dan pemerintah dalam tim pengendalian inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) mampu mengendalikan pangan. inflasi
“Impor inflasi juga bisa kita kendalikan dengan melakukan stabilisasi rupee, sehingga ekspektasi inflasi dan inflasi inti pada awal semester I 2023 bisa turun hingga tidak lebih dari 4 persen,” ujarnya, seperti dikutip Antara.
Perry mengatakan sinergi dan kolaborasi erat mereka akan mengurangi dampak keseluruhan dengan baik. Dengan demikian, kenaikan suku bunga acuan dan depresiasi rupee tidak setinggi di negara lain, bahkan pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah serta BI akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan.