BKKBN: Cegah Stunting dengan Menyeimbangkan Peran Suami dan Istri

bkkbn cegah stunting dengan menyeimbangkan peran suami dan istri 89d705e

kabarkutim.com.CO.ID, JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka adalah peran suami istri dalam keseimbangan 1.000 hari pertama. kehidupan anak-anak. Seperti yang Anda ketahui, tujuannya adalah untuk mengurangi prevalensi dwarfisme sebesar 14 persen pada tahun 2024.

“Ayah dan ibu harus mengambil peran mereka. Sang ibu sedang hamil, sang ayah selain memberi kehidupan pada saat melahirkan, juga memberikan kasih sayang. Agar ibu hamil bahagia, janin yang dikandungnya juga bahagia dan sehat,” kata Ketua Kelompok Kerja Perwakilan Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi ini. BKKBN Jawa Tengah Agoes Poedjianto dalam siaran persnya, Rabu (24/1/2024).

Bacaan Lainnya

Agoes mengatakan, peran manusia tidak bisa dianggap remeh. Menurutnya, laki-laki berperan penting dalam mencegah risiko dwarfisme. Oleh karena itu, pria dan wanita harus bekerja sama untuk menyediakan nutrisi yang cukup untuk 1.000 hari pertama kehidupan. Termasuk pola asuh orang tua setelah bayi lahir.

Hal itu disampaikannya dalam acara bertajuk “Komunikasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI” di Desa Sendangwungu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (22 Januari 2024) lalu. Sebanyak 300 warga berkumpul, mendengarkan dan mengenang apa itu stunting.

BKKBN mengusulkan usia ideal menikah bagi seorang perempuan adalah 21 tahun. Hal ini dikarenakan secara biologis bentuk tubuh sudah dalam keadaan siap dibandingkan dengan usia dibawahnya.

Bahkan bagi laki-laki, pada usia 25 tahun, tingkat kematangan psikologis mereka juga akan lebih tinggi dan mereka lebih siap secara finansial untuk menikah.

Dari segi target, (BKKBN) optimistis atau dwarfisme yang dialami anak balita (balita) secara nasional akan menurun hingga 14 persen pada tahun 2024.

“Kami optimis angka prevalensi dwarfisme bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.” Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN Marianus Mau Kuru mengatakan saat acara sosial percepatan penurunan angka kerdil pada calon pengantin baru dan pasangan di Provinsi Banten di Provinsi Lebak, Banten. Senin (4/12/2023).

Hal itu, menurutnya, merupakan hasil kerja sama lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta pihak swasta dan pihak terkait lainnya, untuk melakukan intervensi dalam menghambat pembangunan pusat dan pedesaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *