kabarkutim.com.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan total anggaran pendanaan pemerintah pusat untuk program pengendalian perubahan iklim mencapai $37,8 miliar antara tahun 2016 hingga 2022. Nilai pendanaan ini setara dengan Rp569 triliun.
“Secara kumulatif, realisasi belanja pemerintah pusat untuk perubahan iklim pada tahun 2016 hingga 2022 mencapai Rp569 triliun,” kata Kepala Pusat Kebijakan Perubahan Iklim dan Pembiayaan Multilateral Kementerian Keuangan Boby Wahyu Hernawan dalam jumpa pers di Jakarta. Daerah Puncak Bogor.
Ia mengatakan, total anggaran program mitigasi perubahan iklim rata-rata mencapai Rp 81,3 triliun per tahun. Atau setara dengan 3,5 persen anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
“Angka Indonesia sebesar 3,5 persen itu cukup baik dibandingkan negara lain yang masih 2 persen atau kurang. Jadi ini cukup baik bagi pemerintah Indonesia dalam mengelola program iklim,” jelasnya.
Ia merinci, anggaran pendanaan perubahan iklim terbesar digunakan untuk program mitigasi senilai Rp332,84 triliun. Anggaran ini digunakan untuk program pengurangan emisi gas rumah kaca, termasuk industri hijau, pengolahan limbah, energi, dan sektor transportasi.
Selanjutnya anggaran yang digunakan untuk program penyesuaian tersebut sebesar Rp 214,2 triliun. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas adaptasi dan mengurangi kerugian ekonomi melalui peningkatan kualitas air dan sektor kesehatan.
Kemudian anggarannya digunakan untuk program dukungan bersama senilai Rp22,4 triliun. Penggunaan anggaran ini ditujukan pada sektor kehutanan, pertanian, kelautan, dan pesisir.
Ia memperkirakan kebutuhan pembiayaan aksi mitigasi periode 2018-2030 mencapai Rp4.002,44 triliun. Atau rata-rata kita membutuhkan anggaran sebesar Rp307,88 triliun per tahun.
Sedangkan total pendanaan mitigasi dari APBN (mitigasi langkah dan manfaat tambahan) tahun 2018-2022. totalnya Rp 217,83 triliun. Nilainya rata-rata Rp 43,57 triliun per tahun.
“Sejauh ini APBN baru mampu memenuhi sekitar 14 persen kebutuhan finansial untuk aksi mitigasi setiap tahunnya,” tegasnya.
Wartawan: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Keberlanjutan atau Sustainability, dalam konteks bisnis dan lingkungan, mengacu pada kemampuan memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
Konsep ini berfokus pada penyelarasan kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan praktik bisnis.
Dengan kata lain, keberlanjutan mengharuskan dunia usaha untuk berperilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan, masyarakat, dan perekonomian, dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari aktivitas mereka.
Keberlanjutan mungkin tampak seperti tren sementara, namun keberlanjutan kini telah menjadi kebutuhan bagi banyak bisnis.
Berdasarkan laporan Nielsen, 78% konsumen percaya bahwa keberlanjutan itu penting, menurut Forbes yang ditulis Jumat (24/05/2024).
Hampir separuh responden survei PWC mengatakan mereka sering atau selalu merekomendasikan merek dengan praktik lingkungan yang baik.
Banyak perusahaan yang menghindari investasi pada keberlanjutan karena mereka merasa hal tersebut tidak menambah nilai keuntungan mereka.
Namun menurut pengalaman pemilik usaha di berbagai sektor, keberlanjutan dapat menjadi strategi cerdas untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan mempertahankan profitabilitas bisnis.
Mengadopsi pendekatan bisnis yang lebih berkelanjutan dapat membantu mengurangi biaya operasional, membedakan bisnis Anda dari pesaing, dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
Keberlanjutan tidak harus mahal, memakan waktu atau sulit. Beberapa penyesuaian sederhana dapat meningkatkan berbagai aspek bisnis Anda.
Berikut lima cara untuk mulai membangun merek yang lebih berkelanjutan:
Sampah plastik dan polusi adalah krisis global.
Mengubah kemasan tradisional yang menggunakan plastik sekali pakai dan bahan-bahan yang sulit didaur ulang menjadi kemasan alternatif yang ramah lingkungan bukan hanya merupakan langkah ramah lingkungan yang baik, namun juga merupakan langkah strategis bagi bisnis Anda.
Memilih bahan kemasan yang ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang atau biodegradable, dan mempertimbangkan siklus hidup kemasan dapat menjadi langkah awal yang baik. Branding Ramah Lingkungan
Mendeklarasikan komitmen terhadap keberlanjutan adalah sesuatu yang perlu diumumkan.
Pelanggan ingin mendukung perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, jadi penting untuk menyoroti praktik berkelanjutan dalam merek perusahaan Anda.
Hal ini dapat mencakup penambahan label ramah lingkungan dan sertifikasi pada produk Anda, merancang produk dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, dan memasukkan pesan keberlanjutan ke dalam kampanye pemasaran.