BROMO – Pemandangan magis Gunung Bromo yang diselimuti “salju” tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan wisatawan. Eh tapi tunggu dulu, ini bukan salju sungguhan, melainkan fenomena embun beku atau frost yang membeku akibat turunnya suhu ekstrem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
September
Tercatat, beberapa tempat di kawasan TNBTS seperti Lautan Pasir dan Savana Bromo mengalami embun atau embun beku. Kawasan wisata Gunung Bromo nampaknya tertutup salju.
“Munculnya embun beku beku yang menyerupai salju membuat kawasan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya semakin eksotis. Pemandangan kawasan Laut Pasir terlihat lebih putih dan menarik,” jelasnya.
Fenomena ini terjadi saat suhu udara naik hingga 5-9 derajat, biasanya pada pagi hari menjelang matahari terbit. Lautan pasir dan sabana Bromo disulap menjadi hamparan putih yang memukau, menambah eksotisme pesona gunung aktif ini.
Angin muson timur dan puncak musim kemarau: Resep ‘salju’ di Bromo
Angin muson timur dari benua Australia menjadi salah satu penyebab utama turunnya suhu secara tajam di Gunung Bromo. Selain itu, kita kini memasuki puncak musim kemarau ketika suhu lebih dingin.
Fenomena ini terjadi saat suhu udara menghangat antara 5-9 derajat Celcius dan hanya diamati pada pagi hari atau hingga matahari terbit. “Saat matahari terbit, embun bekunya hilang,” kata Septi.
Diperkirakan timbulnya embun beku akan lebih mudah terjadi hingga larut malam, mengingat saat ini belum merupakan puncak musim kemarau. Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca akan semakin dingin akibat penurunan suhu yang tajam.
“Puncak musim kemarau pada tahun 2024 akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Juli dan Agustus,” ujarnya.