kabarkutim.CO.ID, JAKARTA — Secara umum, studi EY-Parthenon menunjukkan Singapura menjadi negara paling siap menggunakan kendaraan listrik.
Karena di Singapura, terdapat peningkatan kesadaran dan penerimaan pasar terhadap kendaraan listrik, jaringan pengisian daya yang berkembang, dan basis penelitian dan pengembangan kendaraan listrik yang semakin meningkat. Selain itu, dukungan kuat dari pemerintah melalui kebijakan dan insentif untuk memfasilitasi kesiapan infrastruktur. Kesiapan ini diikuti oleh Thailand, Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Mitra EY-Parthenon, Industri dan Penciptaan Nilai di Ernst & Young Solutions LLP, Susana Utama, mengatakan meskipun negara-negara ASEAN-6 sebelumnya lambat dalam mengadopsi kendaraan listrik, kini ada kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan kebijakan yang cepat. dan sikap konsumen terhadap mobil listrik. “Insentif finansial untuk meningkatkan tenaga kendaraan listrik kini banyak digunakan di negara-negara ASEAN-6,” kata Susana.
Lalu ada program dan pedoman nasional untuk meningkatkan keberlanjutan dan dekarbonisasi infrastruktur transportasi dan energi. Hal ini membantu mendorong sentimen konsumen dan adopsi kendaraan listrik.
Saat ini, di pasar ASEAN-6, kendaraan roda dua atau tiga merupakan kendaraan yang paling cepat mengadopsi listrik karena sepeda listrik, skuter, dan sepeda motor listrik. Hal ini karena kendaraan roda dua listrik terjangkau dan tidak bergantung pada infrastruktur pengisian daya khusus. “Karena pembeli di wilayah ini sudah menetap, penjualan mobil penumpang listrik cenderung meningkat,” kata Susana.
Berdasarkan studi tersebut, volume penjualan kendaraan listrik di enam pasar Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai sekitar 8,5 juta unit pada tahun 2035. Di ASEAN-6, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan pertumbuhan terbesar, dengan perkiraan penjualan tahunan. volume sekitar 4,5 juta unit dan nilai penjualan $26-30 miliar pada tahun 2035.
Disusul Thailand dengan perkiraan nilai penjualan 2,5 juta unit dan nilai penjualan 35-42 miliar dolar. Kemudian Vietnam dengan perkiraan volume penjualan 1 juta unit dan nilai penjualan 6-9 miliar dolar, Filipina dengan perkiraan volume penjualan 750 ribu unit dan nilai penjualan 7-11 miliar dolar. .