Dosen UMM Ciptakan Gen Ayam Kampung Super, Hasilkan Telur Lebih Banyak

dosen umm ciptakan gen ayam kampung super hasilkan telur lebih banyak 494c5f9

MALANG – Seorang guru di Malang berhasil menciptakan materi genetik ayam lokal pertama. Gen ini diciptakan melalui pembiakan ayam lokal di banyak daerah di Jawa Timur untuk menghasilkan generasi baru dengan keunggulan menghasilkan lebih banyak.

Inovasi ini berasal dari banyaknya permintaan akan telur yang tidak memiliki cukup ruang untuk muat dengan sempurna. “Sayangnya, sejauh ini permintaan yang besar tersebut tidak mempengaruhi produksi ayam lokal,” kata guru UMM Ir. Suyatno Muhammadiyah saat pemaparannya di Universitas Malang, Kamis (23/5/2024).

Bacaan Lainnya

Dari situlah guru peternakan tersebut akhirnya menciptakan materi genetik ayam petelur yang pertama untuk memenuhi kebutuhan ayam yang sedang tumbuh. Melewati ayam kampung. “Ada empat jenis dari berbagai daerah di Jatim, yaitu ayam putih, ayam lurik merah, ranupan, dan ayam wang,” ujarnya.

Suyatno mengatakan, penelitian tersebut diawali dengan disertasinya pada 21 Mei 2024 sebagai syarat meraih gelar doktor. Fokus utama penelitian ini adalah pemilihan dan desain jalur kawin untuk menghasilkan ayam ras besar baru.

“Metode ini menggunakan kombinasi beberapa metode perkembangbiakan seperti persilangan, persilangan, dan outbreeding, serta metode seleksi yang tepat seperti pemilihan bobot badan pada usia tiga bulan. Yang terakhir adalah ayam implantasi jenis baru yang diberi nama UMMChick.” katanya.

Sebagai referensi, pemuliaan adalah suatu proses atau praktik yang menjaga kemurnian spesies hewan atau tumbuhan dengan meningkatkan kualitas dan produktivitasnya. Tujuan utamanya adalah menghasilkan ternak dengan produksi telur yang tinggi.

Selama kursus, ia fokus pada pembuatan kain yang dirancang untuk menciptakan gaya baru. Hasilnya, diperoleh ayam kampung jenis baru yang menghasilkan 50-60 persen telur ayam kampung. “Kami jamin strain ‘UMMChick’ itu sehat dan berpotensi karena gennya masih dilindungi dan dilestarikan di Jawa Timur,” ujarnya.

Setelah itu, ayam ras yang sudah mapan dapat memproduksi telur dan menjualnya dengan merek dagang “Eggnic” atau telur organik. Hal ini bisa menjadi salah satu lahan usaha untuk pengembangan bisnis UMM karena diperlukan telur ayam gratis.

Sementara itu, salah satu peneliti, Prof. Dr. Ir. Asmah Hidayati, M.P, IPM berharap penyidikan Suyatno tidak berhenti sampai di situ. Sebab, ke depan perlu diciptakan ayam jenis baru yang tidak memiliki produktivitas tinggi. “Jika pada akhirnya kita bisa menciptakan model yang 100 persen produktif, itu akan menjadi hal yang bagus. Itu yang diinginkan seluruh negara,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *