kabarkutim.com.com, Jakarta – Vaksinasi COVID-19 akan dibiayai mulai tahun 2024. 1 Januari Namun masyarakat rentan masih bisa mendapatkan vaksinasi ini secara gratis.
Melihat hal tersebut, ahli epidemiologi Dickie Budiman menjelaskan mengapa vaksinasi COVID-19 gratis penting bagi kelompok rentan.
“Pentingnya vaksinasi gratis, yaitu tidak dipungut biaya, berperan sangat penting dalam meningkatkan cakupan. “Jadi kalau sudah malas, minder, maka harus bayar, semakin sulit kita meningkatkan cakupan vaksinasi,” kata Dickey kepada Health kabarkutim.com.com dalam postingan sosial di Health kabarkutim.com.com. Rabu (03/01/2023). .
Sedangkan jika masyarakat tidak mau divaksin dan cakupannya tidak tinggi, maka ada risiko tidak terbentuknya kekebalan kelompok.
“Jika sangat sedikit orang yang tetap divaksinasi, kita akan memiliki kekebalan kelompok yang rendah dan ini berpotensi meningkatkan risiko gelombang, meskipun kecil, yang berdampak pada kelompok rentan,” tambahnya.
Dickey mengingatkan, virus corona penyebab COVID-19 terus bermutasi, bahkan di tahun 2024 pun masih ada kemungkinan munculnya subvarian baru.
“Covid-19 terus melahirkan subvarian, dan pada tahun 2024 juga dapat menghasilkan subvarian yang lebih efektif dalam mengatasi hambatan vaksin,” kata Dickey.
Meski vaksinasi dinilai sangat penting, Dickey tidak memungkiri bahwa vaksinasi bukanlah satu-satunya solusi.
“Membicarakan vaksin tetap penting, namun yang kedua adalah kita juga perlu menyoroti hal ini kepada masyarakat, dan pemerintah juga perlu memahami bahwa vaksin bukanlah satu-satunya solusi.”
“Jadi (PHBS) pola hidup bersih dan sehat, 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi gerak), meningkatkan kualitas udara dengan ventilasi dan sirkulasi yang baik sangat penting,” jelas Dickey.
Di sisi lain, lanjutnya, vaksin juga perlu mengimbangi percepatan mutasi atau perubahan sifat virus, sehingga penelitian dan pengembangan vaksin dinilai sangat penting.
Dickie juga mengatakan, vaksin lokal harus diprioritaskan dibandingkan vaksin buatan luar negeri.
“Saya sangat menyarankan agar kita memprioritaskan penggunaan vaksin lokal yang kita perjuangkan.” “Termasuk Indovac,” saran Dickie.
Rekomendasi ini diberikan karena, kata dia, penggunaan vaksin buatan sendiri akan bermanfaat. Selain mengurangi penggunaan vaksin asing, juga dapat mendukung produksi dalam negeri, termasuk penelitian vaksin di Indonesia.
Dickey sebelumnya mengatakan seiring berjalannya penelitian, vaksin akan mampu mengatasi percepatan mutasi virus.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes, Rhode Island) menyebutkan kelompok masyarakat yang masih bisa mendapatkan vaksinasi gratis adalah: Lansia Lansia dengan kondisi kesehatan penyerta Dewasa dengan kondisi kesehatan penyerta Tenaga kesehatan garda depan Wanita hamil Remaja. 12 tahun ke atas dan kelompok usia lainnya, orang lain dengan penyakit imunodefisiensi sedang atau berat (orang dengan gangguan kekebalan).
Hal ini mendapat respon positif dari Dicky. Vaksinasi gratis untuk kelompok rentan akan memudahkan vaksinasi, katanya.
“Wah ini bagus banget dan sesuai dengan yang saya rekomendasikan dari awal. Oleh karena itu, vaksinasi gratis bagi kelompok rentan ini akan memberikan perlindungan dan pengaruh untuk menjamin cakupan vaksinasi. “Kalau ngajarnya susah,” kata Dickey.
“Yah, itu normal, dan tentu saja jangan lupa bahwa ini juga berlaku untuk anak-anak. “Vaksinasi primer pada anak juga harus gratis,” tambahnya.