kabarkutim.com – Covid-19 strain Omicron XBB telah menyebar ke beberapa negara, termasuk Singapura dan Indonesia. Subtipe ini disebut-sebut bertanggung jawab atas lebih banyak kasus Covid-19.
Terdapat kekhawatiran bahwa subtipe XBB dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dan meningkatkan risiko kematian. Simak informasi mengenai subtipe Covid XBB ini.
1. Dia masuk ke Indonesia.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan virus XBB omicron telah terdeteksi di Indonesia. Meski demikian, Budi Gunadi mengatakan jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air masih rendah yakni sekitar 2.000 per hari (semua strain).
Oleh Budi Gunadi Sadikin pada Jumat (21/10/2022) Ada varian baru bernama “Saya sudah berbulan-bulan tidak melihat peningkatan”.
2. Bukan versi Singapura.
Varian XBB yang dikenal dengan BA.2.10 telah tersedia di Australia sejak Agustus. Ini adalah varian Omicron yang ditemukan di banyak negara seperti Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat.
Berbicara secara online hari ini, Dr Sebastian Maurer-Stroh, direktur eksekutif A*STAR Bioinformatics Institute, mengatakan ini bukan varian dari Singapura. Ia menjelaskan, kemunculan pertama strain XBB terjadi di negara lain beberapa minggu sebelum kasus pertama di Singapura.
3. Kasus XBB di Singapura
Singapura menjadi negara terdekat dengan Indonesia yang melaporkan peningkatan infeksi Covid-19 akibat strain XBB. Budi Gunadi menambahkan, jumlah kasus Covid-19 di Singapura meningkat hingga 6.000 per hari.
“Singapura setiap harinya ada 6.000 infeksi baru, padahal populasi Singapura 5 juta, namun populasi kita 270 juta,” kata Budi Gunadi. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan infeksi XBB bisa terjadi pada pertengahan November.
4. Kemungkinan lebih banyak masker dibutuhkan di Singapura.
Kementerian Kesehatan Singapura memantau dengan cermat situasi XBB. Artinya, pemerintah Singapura tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan kembali protokol kesehatan seperti penggunaan masker. Namun, kami akan melakukan yang terbaik untuk tidak mengganggu kehidupan normal.
5. Tidak menyebabkan peningkatan angka kematian yang signifikan.
Kementerian Kesehatan Singapura membantah bahwa Singapura mengalami peningkatan tajam kasus COVID-19 parah dan kematian akibat strain XBB.
Selain itu, tidak ada bukti adanya peningkatan signifikan dalam angka kematian atau kesakitan serius akibat gelombang XBB saat ini. Mengenai tingkat keparahan infeksi yang disebabkan oleh jenis ini, masih terlalu dini untuk mengatakannya dengan data yang terbatas, meskipun tingkat keparahannya tidak berubah.
6. Penemuan pertama di India
Di Singapura, Covid-19 tipe Omicron XBB naik pada bulan lalu. Meski sangat menular, sejauh ini XBB tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan versi sebelumnya.
Subtipe XBB pertama kali terdeteksi di India pada bulan Agustus. Sejak itu, XBB diluncurkan di Australia, Bangladesh, Denmark, dan telah ditemukan di lebih dari 17 negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat.
7. Lebih menular.
Gejala yang ditimbulkan varian XBB lebih ringan dibandingkan versi sebelumnya namun dikatakan menular. Leong Hoe Nam, spesialis penyakit menular di Rophi Clinic, mengatakan virus subtipe XBB adalah yang paling umum di Singapura, sementara virus lain juga tersandung padanya.
“Ini seperti Omicron menggantikan Delta, tapi jauh lebih cepat,” ujarnya.