Gejala Kanker Paru Sering Tak Disadari, Risiko pada Non-Perokok Meningkat

gejala kanker paru sering tak disadari risiko pada non perokok meningkat 232da8f

kabarkutim Lifestyle – Kanker merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi di dunia, dan sering dianggap sebagai kanker paling umum di kalangan perokok. Menurut laporan National Center for Biotechnology Information (NCBI) pada tahun 2020, 15-20 persen pria dan lebih dari 50 persen wanita yang tidak merokok akan terkena kanker. Penelitian telah menunjukkan bahwa stigma seputar kanker dan merokok tidak hanya berdampak pada pasien, namun juga perawat dan dokter yang menjalani pengobatan.

Kanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor selain merokok. Penyakit ini dapat berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi sehingga meningkatkan risiko penyakit ini bagi orang yang tidak merokok. Istilah “bukan perokok” mengacu pada mereka yang merokok kurang dari 100 batang rokok seumur hidupnya. Menurut para ahli, dampak kanker pada non-perokok berbeda-beda, dan kasusnya terus meningkat.

Terkait suntikan kesehatan, berikut 7 faktor risiko kanker bagi non-perokok yang sering diabaikan.

1. Masing-masing gunung tertinggi

Sekali terkena asap, rokok dan produk tembakau lainnya sama berbahayanya dengan merokok. Orang yang tidak merokok, asap rokok disekitarnya mempunyai masalah kesehatan yang serius. Menurut American Cancer Society, ribuan bahan kimia berbahaya seperti nikotin, hidrogen sianida, timbal, amonia, arsenik, karbon monoksida dan lain-lain ditemukan di Spanyol. Ini berdampak buruk pada paru-paru.

2. Polusi udara

Rokok tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru, namun polusi udara dan kondisi udara yang buruk dapat menyebabkan kanker paru-paru. Orang-orang lebih cenderung tinggal di lingkungan dengan polusi udara yang tinggi. Paparan polusi udara dalam jangka panjang dari industri, mobil, dan sumber lain memiliki efek yang sama seperti merokok secara teratur.

3. Genetika

Untuk menetapkan harga pasar, tetapkan harga pasar. Untuk mengetahui bahwa kanker adalah penyakit keturunan, dan bukan suatu penyakit. Oleh karena itu, keadaan tersebut tidak menentukan kemungkinan terjadinya kanker, jika dapat dicegah sedini mungkin.

4. Ayo

Kanker bisa terjadi pada semua usia, namun rata-rata, orang yang berusia 65 tahun lebih rentan terkena penyakit ini.

5. Kembangkan, gas

Menghirup asap yang tidak diinginkan yang dapat menyebar melalui tanah, udara, air dan media lainnya tidak aman dan dapat menimbulkan masalah. Bahan kimia dalam gas ini tidak lebih berbahaya dibandingkan polusi atau asap rokok.

6. Identifikasi senyawa berbahaya

Menghirup zat seperti asbes, arsenik, kromium, dan nikel dapat meningkatkan risiko. Oleh karena itu, mereka yang bekerja di pabrik atau di rumah sering kali terpapar zat-zat tersebut, meskipun mereka tidak merokok.

7. penyakit paru-paru

Faktor lain yang berkontribusi terhadap perkembangan kanker adalah kanker dini dan terapi radiasi klinis serta kemoterapi. Paparan faktor risiko tersebut dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, asma, dan penyakit kronis lainnya. Meskipun paparan asap rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru pada non-perokok, anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa.

Ketika tubuh pertama kali terpapar zat-zat berbahaya ini, tubuh mencoba memperbaiki dirinya sendiri. Namun jika terlalu sering terpapar, tubuh akan mulai menunjukkan tanda dan gejala masalah paru-paru yang nantinya bisa berubah menjadi kanker. Zaidul Akbar Ungkap Jangan Makan Katak yang Menggigit, Kenapa? Melalui akun Instagram resminya, dokter Zaidul Akbar mengatakan semua jenis bawang merah, termasuk bawang putih, memiliki efek antibiotik dan kanker. kabarkutim.co.id 5 Januari 2024

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *