Laporan reporter kabarkutim.com, Nitis Hawaroh
kabarkutim.COM, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk membangun pelabuhan di Kawasan Industri Terpadu (Kitb) Batang di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, nantinya pembangunan pelabuhan akan disesuaikan dengan kebutuhan KITB. sehingga tercipta sistem transportasi yang terintegrasi.
Sayangnya, Menteri Perhubungan Budi tidak menjelaskan secara detail seperti apa pengembangan pelabuhan tersebut. Namun, dia menekankan hal ini akan terjadi tahun depan.
“Kalau bicara pelabuhan, kita sudah mulai, Pelindo sudah mulai bekerja, Insya Allah tahun depan Pelindo bersama Kementerian Perhubungan bisa membangun pelabuhan yang memenuhi kebutuhan wilayah Batang,” kata Menkeu. Perjalanan ke Artotel Hotel Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Kementerian Perhubungan juga menyampaikan KITB akan menjadi hub industri terintegrasi sehingga memudahkan investor berinvestasi.
“Jadi menurut saya kita harus bersaing dengan negara lain termasuk China, Vietnam dan lain-lain,” ujarnya.
Perluasan pelabuhan di Batang sebelumnya diumumkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat pembukaan Kawasan Industri Terpadu (KITB) Batang di Jawa Tengah, Jumat (26/7).
Menteri Bahlil mengatakan, pembangunan pelabuhan di KITB masih gagal karena ada kendala. Kata dia, prosesnya saat ini baru sampai pada tender. Artinya, masih dibutuhkan waktu lebih lama untuk membangun pelabuhan tersebut.
“Kurang satu saja pak, pelabuhan kita. Jadi Pelindo sudah kasih pelabuhannya, tapi air tawarnya saluran keluarnya sama,” kata Bahlil.
“Saya yakin kalau presiden datang, semua pintu akan ditutup,” imbuhnya.
Sebanyak 18 perusahaan telah memasuki Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dengan nilai investasi lebih dari Rp 14 triliun. Bahlil mengatakan pembangunan Kitb mampu menampung 250 ribu pekerja.
Mereka ingin dalam 10 tahun ke depan pabrik-pabrik di Kitb terisi penuh, sehingga bisa mendapatkan lapangan kerja untuk 250 ribu pekerja.
“Kita mau selesaikan lapangan kerja itu, perkiraan kita selesainya 10 tahun. Jumlah pekerjanya sekitar 250 ribu,” kata Bahlil.