Laporan reporter kabarkutim.com Eko Sutriyanto
kabarkutim.COM, JAKARTA – Meningkatnya konsumsi gula, garam, dan lemak menjadi perhatian utama di Indonesia.
Hal ini tidak lepas dari meningkatnya penyakit diabetes dan obesitas, terutama pada anak-anak dan remaja.
Berdasarkan laporan IDAI, penelitian yang dilakukan di Bali pada anak usia 12-14 tahun menemukan bahwa setidaknya 3% anak dari 431 subjek menderita diabetes melitus (DM) tipe dua.
Di antara mereka, 76,9% mengalami obesitas.
Ketua Unit Koordinasi Endokrin Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muhammad Faizi mengatakan, kasus diabetes tipe 2 pada anak semakin banyak dilaporkan dan usia semakin muda.
Dari laporan yang diterima IDAI, usia anak penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 itu ditetapkan 6 tahun.
“DM tipe 2 erat kaitannya dengan gaya hidup. “DM tipe 2 banyak ditemukan pada anak-anak yang mengalami obesitas,” kata Faizi dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (18 Februari 2024).
Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran dan mencegah kebiasaan konsumsi gula berlebihan sangat penting untuk mengatasi peningkatan kasus PTM di Indonesia.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi seperti susu kental manis atau susu rasa lainnya menjadi penyebab kebiasaan makan yang salah pada anak.
Tidak hanya berisiko terjadinya obesitas dan diabetes, tetapi juga berdampak pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.
Dokter spesialis anak RS Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum MSc Sp.A mengatakan paparan kadar gula yang tinggi pada usia dini juga dapat mengganggu metabolisme anak dan mempengaruhi tumbuh kembangnya secara keseluruhan.
Kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak gula juga dapat menimbulkan masalah seperti kecanduan minuman dan makanan manis.
“Mengonsumsi terlalu banyak gula saat kecil dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya di masa dewasa,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya mendidik orang tua untuk memperhatikan label nutrisi pada produk yang dimakan anaknya.
“Orang tua harus lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman untuk anaknya.
“Mengurangi asupan gula tinggi, termasuk susu kental manis, dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan di masa depan,” kata Dr. Agnes.
Peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anaknya menuju pola makan sehat.
Edukasi tentang bahaya memberi anak terlalu banyak gula tidak boleh diabaikan.
Mengajari anak pentingnya membatasi konsumsi gula dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan seimbang merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan mereka.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Pilih
Makanan dan minuman sehat, serta membatasi asupan gula, dapat berdampak positif pada pembentukan kebiasaan makan anak Anda.
Tak hanya itu, edukasi mengenai bahaya kelebihan gula juga harus mencakup pemahaman label nutrisi pada kemasan makanan dan minuman.
Orang tua harus belajar membaca label dengan cermat dan memahami berapa banyak gula dalam produk yang mereka beli untuk keluarga mereka.