kabarkutim.com.com, Jakarta – Lebaran sudah dekat. Tidak ada keraguan bahwa umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sedang mempersiapkan Idul Fitri. Di Indonesia, hanya sedikit umat Islam yang menyiapkan baju baru, makanan lebaran, dan makanan wajib untuk tamu yaitu kue kering.
Seperti kita ketahui, Idul Fitri itu ibarat kue. Ya, kue kering merupakan makanan pokok yang wajib ada di setiap meja rumah tangga. Tentu saja banyak sekali jenis produk kembang gula yang dijadikan makanan ringan saat Idul Fitri.
Namun kue-kue pada umumnya selalu sukses memeriahkan dan menemani momen hangat yang kita lewati bersama keluarga saat lebaran. Namun mungkin banyak orang yang bertanya-tanya kenapa ada pai kering di hari raya Idul Fitri, bukan?
Berikut ini daftar fakta kue kering yang umum ditemui saat lebaran.
1. Kue sebagai simbol hari raya
Semua orang tahu bahwa tokash ada banyak jenisnya, namun yang paling umum digunakan saat lebaran adalah bintang dan kastengel. Kedua pasangan ini dikenalkan oleh orang Belanda yang rutin tampil di setiap festival.
Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi yang lumrah di masyarakat, dan kini kue kering seolah menjadi salah satu makanan utama saat lebaran. Namun, kue-kue menjadi makanan wajib tidak hanya saat Idul Fitri, tapi juga saat hari raya lainnya, Natal, dan Tahun Baru.
2. Mempererat hubungan persahabatan
Idul Fitri merupakan saat-saat hangat yang dihabiskan bersama keluarga atau kerabat yang jarang kita jumpai. Itu sebabnya banyak keluarga yang menawarkan beragam makanan untuk menjamu tamunya, salah satunya kue kering.
Fadli Rahman, sejarawan makanan Universitas Pajajaran, pernah mengungkapkan bahwa budaya menyajikan masakan berbeda sudah dimulai pada awal abad ke-20. Pada hari raya Idul Fitri, masyarakat Eropa memberikan kue kepada penduduk setempat yang merayakannya, dan pada hari Natal, penduduk setempat mengirimkan makanan kepada orang-orang keturunan Eropa.
3. Kue kering akan bertahan lebih lama
Banyak orang mungkin bertanya-tanya bagaimana kue kering disajikan saat lebaran. Pada mulanya produk kembang gula hanya digandrungi oleh kalangan bangsawan, kemudian para saudagar muslim menyebar ke seluruh dunia.
Makanan lezat ini baru bisa disantap oleh masyarakat awam pada abad ke-14 dan sering dijadikan makanan saat bepergian karena akan bertahan lama jika disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Tampaknya inilah alasan mengapa banyak orang merekomendasikan kue kering sebagai salah satu makanan yang wajib dimiliki saat menjamu tamu. Disimpan dalam wadah kedap udara dalam waktu lama, cookies menjadi pilihan camilan yang efisien dan ekonomis.
4. Membawa kehangatan ke dalam rumah
Memiliki kue di rumah menghangatkan suasana. Selain itu, proses pembuatan kuenya dijamin akan menghadirkan kehangatan antar anggota keluarga. Belum lagi menikmati kebersamaan bersama keluarga besar saat lebaran tiba.
Saat ini para pengusaha kue kering di Provinsi Gorontalo sering mengeluhkan mahalnya harga minyak kemasan. Meski kini ada stok minyak kemasan, namun harganya dinilai sangat sulit.
Mereka sepakat bahwa penggunaan minyak goreng kemasan dapat meningkatkan cita rasa kue kering yang mereka hasilkan. Jika Anda mengganti minyak goreng terlalu banyak, hal itu akan menurunkan kualitas kue.
Meski harganya sangat mahal, mereka pasti harus membeli minyak goreng kemasan. Sebab, saat ini mereka sedang memenuhi pesanan yang harus dipenuhi lima hari menjelang libur Idul Fitri.
“Meski mahal, kami harus tetap membelinya. Karena tumpukan minyak tersebut dinilai tidak cocok dijadikan bahan baku kue kering,” kata Ruslin, salah satu pengusaha kue Bone Bolango, kepada kabarkutim.com.com. Kamis. 14.04.2022).
Menurutnya, jika minyak yang digunakan sebagai bahan baku pai kering terlalu banyak, maka tidak dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu tanpa mempengaruhi rasanya.
“Biasanya kalau minyaknya banyak, kuenya akan terlalu amis, dan kalau disimpan lama pasti berjamur,” ujarnya.
“Tentu saja minyak goreng curah tidak sebersih minyak kemasan,” ujarnya.
Saat ini minyak goreng kemasan dijual di supermarket dan toko-toko kecil dengan harga berbeda-beda. Minyak kemasan tidak lagi memenuhi Harga Eceran Maksimum (HET) pemerintah tetapi bergantung pada merek.
“Kami melihat harga minyak dalam kotak tergantung mereknya. Belakangan ini banyak minyak kemasan yang keluar dengan merek baru,” ujarnya.