Migrain Lebih Sering Terjadi pada Wanita, Kenapa?

migrain lebih sering terjadi pada wanita kenapa 6151338

kabarkutim Lifestyle – Migrain lebih dari sekadar sakit kepala, tapi juga penyakit yang melemahkan. Penderita migrain mengalami rasa sakit yang parah dan berdenyut di satu sisi kepala. Rasa sakitnya sering kali disertai mual, muntah, dan kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan kabarkutim.​

Migrain adalah sakit kepala parah yang gejalanya biasanya berupa sakit kepala berdenyut pada salah satu atau kedua sisi kepala, disertai mual dan muntah, mengganggu aktivitas, dan terkadang sensitif terhadap cahaya dan kebisingan. Ahli saraf. , Ph.D. Dr. Restu Susanti, Sp.N, Subsp.NN(K), M.Biomed dalam pertemuan virtual pada Kamis, 13 Juni 2024.

Selain itu, jumlah kasus migrain paling tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan 3:1. Sementara itu, berdasarkan data Global Burden of Diseases (GDB) tahun 2016, kejadian migrain tampaknya lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan kejadian tertinggi pada kelompok usia 35-39 tahun, kata Restu.

Sementara itu, pada data GDB 2021, tingkat perubahan terbesar terjadi pada kelompok perempuan berusia 45 hingga 49 tahun, yang risikonya lima hingga enam kali lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan berusia 15 hingga 19 tahun.​

Di sisi lain, sebuah studi pencegahan migrain di Amerika menunjukkan bahwa kejadian migrain setelah masa remaja tiga sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan pria. Selain itu, serangan migrain pada wanita lebih lama dibandingkan pria, memiliki risiko kekambuhan yang lebih tinggi, lebih melumpuhkan, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.​

Jika Anda melihat migrain yang umum terjadi pada wanita, ada kaitannya dengan hormon. Hormon estrogen berperan penting dalam aktivitas saraf, itulah sebabnya wanita dikatakan lebih rentan terkena migrain dibandingkan pria.

Selain hipotesis “penghentian estrogen”, siklus naik turunnya kadar estrogen yang menjadi ciri masa subur wanita juga mempengaruhi kerentanan migrain.​

“Peningkatan kadar estrogen, seperti selama siklus menstruasi atau selama kehamilan, dapat berkontribusi pada peningkatan kadar CGRP. Frekuensi khas serangan migrain pada wanita meningkat dengan cepat selama masa remaja dan mencapai puncaknya pada usia reproduksi, dan menurun setelah menopause,” jelasnya.

Momen seorang perempuan yang tinggal di kos-kosan di Semarang ditusuk oleh seorang perempuan kos-kosan di Jalan, Peterongan. 27 RT 1 RW 6, Kelurahan Perongan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, tewas ditikam di kamarnya. kabarkutim.co.id 18 Oktober 2024

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *