JAKARTA – Hingga saat ini, adegan tumbuhan berbicara hanya bisa ditemukan di film fiksi. Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa komunikasi antar tumbuhan terjadi di dunia nyata. Penemuan ini penting bagi petani karena merupakan titik awal untuk mencegah serangan hama.
Pernyataan Sains Rabu (17/1/2024) Ilmuwan Jepang menemukan bahwa tumbuhan sebenarnya berkomunikasi sambil dikelilingi oleh partikel kecil di udara. Sayangnya, hal ini tidak terlihat oleh mata manusia.
Mirip dengan wewangian, senyawa ini mengusir gulma yang lapar dan memperingatkan tanaman di sekitarnya akan kehadiran penyerang. Bisa dibilang senyawa ini merupakan tanda bahwa tanaman sedang melindungi dirinya sendiri.
Fakta ini pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan sejak tahun 1980-an, ketika muncul gagasan bahwa tumbuhan dapat berbicara satu sama lain. Mereka menerapkan teknologi pencitraan real-time untuk menunjukkan bagaimana tanaman menerima dan merespons peringatan udara.
Dalam penelitian tersebut, ahli biologi molekuler Yuri Aratani dan Takuya Uemura dari Universitas Saitama di Jepang dan rekan mereka memasang pompa untuk mentransfer senyawa yang dilepaskan oleh tanaman dan serangga yang rusak ke tanaman yang tidak rusak.
Ulat (Spodoptera litura) juga terdapat pada daun tomat yang berguguran dan Arabidopsis thaliana, gulma umum dalam keluarga mustard, dan para peneliti menggambarkan respons kedua Arabidopsis yang bebas serangga terhadap bahaya ini.
Penelitian menunjukkan bahwa tanaman telah dimodifikasi secara genetik sehingga sel-selnya memiliki biosensor yang bersinar hijau ketika mendeteksi aliran ion kalsium. Sel manusia juga menggunakan sinyal kalsium untuk berkomunikasi.
Para ilmuwan menggunakan teknik serupa untuk mengukur sinyal kalsium dalam penelitian tahun lalu terhadap tanaman mimosa yang berpendar, yang dengan cepat menggerakkan daunnya sebagai respons terhadap sentuhan untuk melarikan diri dari predator.