NASA Luncurkan Misi Antariksa untuk Analisis Partikel Debu Antarbintang pada 2025

nasa luncurkan misi antariksa untuk analisis partikel debu antarbintang pada 2025 3f663af

kabarkutim.CO.ID, JAKARTA – Badan Penerbangan dan Nasional Amerika Serikat () mengumumkan rencana peluncuran Interstellar Mapping and Acceleration Probe (IMAP). NASA akan meluncurkan wahana tersebut pada Mei 2025.

Probe A adalah wahana antariksa tak berawak yang meninggalkan Bumi dan menjelajahi luar angkasa. Misi survei IMAP adalah menangkap partikel debu yang berpindah ke atmosfer dari atmosfer.

Bacaan Lainnya

Dengan diluncurkannya wahana IMAP, kami berharap para ilmuwan dapat mempelajari struktur astronomi yang belum ditemukan. Berdasarkan temuan mereka, para ilmuwan juga mempelajari gelembung besar yang terbentuk oleh matahari, yang dikenal sebagai heliosfer.

Heliosfer di sekitar tata surya melindungi Bumi dan planet lain dari masuknya sinar kosmik dari luar tata surya. Penyelidikan IMAP akan terdiri dari 10 instrumen ilmiah untuk in situ (langsung di lokasi pengamatan) dan instrumen penginderaan jauh.

Salah satu instrumen tersebut disebut Interstellar Dust Experiment (IDEX), yang ukurannya kira-kira sebesar drum. IDEX dirancang untuk menangkap dan menganalisis partikel debu dari atmosfer yang melewati atmosfer dan masuk ke atmosfer.

“(Partikel debu) adalah paket kecil informasi dari masa lalu dan dari tempat yang jauh,” kata Scott Tucker, manajer proyek IDEX di University of Colorado, Boulder, seperti dilansir Space, Selasa (23/1/2024).

Pada awalnya, para ilmuwan mengira partikel debu ‘mengganggu’ pengukuran akurat jarak ke bintang. Namun, belakangan diketahui bahwa partikel-partikel tersebut mengandung informasi berharga tentang pembentukan galaksi, awan molekuler, dan planet.

Tetesan kosmik ini terbentuk di bintang dan terlempar ke luar angkasa melalui ledakan bintang yang disebut supernova. Ini berisi informasi penting tentang pembentukan bintang dan proses lain saat partikel bergerak melalui ruang angkasa.

“Jadi, meskipun bentuknya berubah saat bergerak melintasi ruang angkasa, partikel-partikel ini sangat dekat dengan pemahaman tentang struktur asli Matahari,” kata peneliti utama IDEX dan profesor di Laboratorium Fisika Atmosfer dan Luar Angkasa di UC. Boulder, Mihaly Horányi.

Menangkap partikel kecil tersebut tidaklah mudah, karena ukurannya sepersejuta inci dan bergerak dengan kecepatan 160 ribu kilometer per jam. Fermentor harus menangkap semuanya dengan sangat cepat, partikel kecil, kecil dan mencobanya dengan alat yang sama.

Target utama penyelidikan IMAP adalah Lagrange Point 1, sekitar 1,6 juta kilometer dari Bumi. Sesampainya di sana, IDEX akan membuka palka selebar 51 sentimeter untuk menangkap debu yang melewatinya. Para peneliti mengatakan ia menyerupai ikan paus yang memakan ikan bersirip.

Saat debu mengenai IDEX, debu tersebut akan larut menjadi “awan ion” yang akan dianalisis oleh instrumen, termasuk bahan kimianya. Studi IMAP menunjukkan bahwa ia mengumpulkan ratusan partikel debu selama dua tahun masa pakainya. Karena partikel debu tersebar sangat tipis di atmosfer.

Pekan lalu, instrumen sains IDEX, bersama dengan plakat bertuliskan nama 87 anggota tim desainnya, dipresentasikan di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Maryland, AS. Perangkat akan diinstal di server IMAP.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *