Netizen Berang Soal Batas Hamil Usia 35 Tahun, Begini Penjelasan Lengkap Kepala BKKBN

netizen berang soal batas hamil usia 35 tahun begini penjelasan lengkap kepala bkkbn bc0ab4f

kabarkutim.com.com, Jakarta – Netizen ramai memperbincangkan apakah usia kehamilan 35 tahun merupakan batas maksimal bagi seorang wanita. Ada yang memberikan komentar negatif dan ada juga yang memberikan respon positif terkait hal tersebut.

“Jadi, jika Anda berusia di atas 35 tahun, Anda tidak bisa ? Susahnya menjadi perempuan di Indonesia. Anda telah menghadapi banyak kasus kekerasan, pengkhianatan, istilah kehormatan, kini telah ditambahkan batas maksimal kehamilan. Kayaknya Lebaran tahun ini makin banyak gosipnya haha,” kata pengguna X.

Bacaan Lainnya

Memang benar kalau orang berusia 35 tahun ke atas sangat berbahaya untuk hamil dan melahirkan. Memang sudah lama seperti itu, tapi bukan berarti risikonya bisa “Jangan terlalu asin.” diremehkan. Makanya ada dokter kandungan untuk konsultasi!”, ujarnya.

Pembahasan batas usia kehamilan 35 tahun bermula dari pernyataan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (), .

Dalam kunjungannya ke Semarang, Jawa Tengah, Hasto mengatakan, sebagai upaya percepatan pengurangan krisis (PPS), perlu diperhatikan batasan kehamilan, terutama pada usia 35 tahun. Dan usia ideal menikah menurut BKKBN adalah 25 tahun bagi laki-laki dan 21 tahun bagi perempuan.

“Kenapa usia maksimal hamil di usia 35 tahun, karena biasanya orang sudah terprogram dari lemah ke lemah. Puncaknya di usia 32 tahun. rapuh,” kata Hasto Wardoyo pada Senin, 25 Maret 2024.

Dokter spesialis kandungan menambahkan, dari segi gizi, asupan protein terbaik bagi ibu hamil dan anak kecil pada program PPS adalah protein hewani.

Ikan lele mengandung lemak yang mengandung DHA Omega 3 yang membuat otak lebih pintar yaitu DHA Omega 3,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan intervensi terhadap PPS dapat disederhanakan melalui tiga cara. Yaitu makanan, ukuran tubuh ideal dan keamanan (lingkungan, kebersihan, toilet, rumah).

“Ada yang sudah dilengkapi WC, tapi ada yang rutin buang air besar di sungai yang bisa menyebabkan diare, lalu ada yang mengidap TBC, karena rumahnya kotor, tidak ada jendela, tidak ada sirkulasi udara. “, dia berkata.

Hasto pun tak lupa mengingatkan ibu hamil untuk menghindari kehilangan darah.

“Jika kadar darah ibu hamil rendah, sebaiknya mengonsumsi tablet suplemen darah (TTD). Namun, jangan menggunakan air teh, karena air teh dapat mengurangi penyerapan tablet suplemen darah,” kata Hasto.

“Jika ibu hamil kekurangan darah atau anemia, plasenta tipis, dan bayi kurang gizi, maka ukuran tubuh bayi mengecil dan berpotensi kerdil atau sakit maag,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekda Jateng Sumarno mengakui kemajuan percepatan pengentasan kemiskinan cukup sulit. Hambatan utama terlihat pada perubahan gaya hidup masyarakat.

“Saya kira edukasi masyarakat masih kurang, makanya keberadaan KB ini sangat penting sebagai ujung tombak,” ujarnya.

Pos terkait