Orang dengan Diabetes Boleh Makan Nasi, tapi Pastikan Takarannya Tepat

orang dengan diabetes boleh makan nasi tapi pastikan takarannya tepat 5c32060

kabarkutim.com.com, Jakarta Ada yang bilang penderita gula darah tinggi atau sebaiknya tidak . Faktanya, penderita diabetes tetap boleh makan nasi.

Nasi mengandung karbohidrat yang tetap dibutuhkan tubuh, ada glukosa yang baik untuk otak dan energi, kata Sipto Mangunkusumo Inti Makrani, ahli gizi Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional. .

Bacaan Lainnya

Penderita diabetes tidak perlu menghindari makan nasi selama asupannya dalam batas wajar dan sesuai kebutuhan tubuh.

Jika membutuhkan 1700 kilokalori, penderita diabetes bisa mengonsumsi 100 gram nasi putih atau setara 3/4 cangkir untuk sarapan. Kalau tidak mau nasi, ada pilihan penukaran lain seperti roti tawar 70 gram atau tiga potong.

“Jadi, swapping adalah saat kita mengganti makanan dari kelompok yang sama.” Misalnya mau nasi putih tapi paginya hanya ada roti, bisa diganti dengan roti tawar atau kalau mau singkong rebus juga bisa, jadi bisa dimasukkan ke dalam kelompok pangan, ”kata Antara. .Quote: Benarkah tidak boleh makan seafood?

Anti juga membantah mitos bahwa penderita diabetes tidak boleh makan makanan laut. Pasien hanya boleh mengkonsumsinya sesekali saja.

Makanan laut mengandung banyak lemak jenuh dan protein, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi pada individu yang terkena dampaknya.

Soal jumlah yang dipakai, kembali lagi (sesuai anjuran dokter yang merawat), berapa yang boleh dipakai, kata Antti.

Anda juga harus memperhatikan cara pengolahan makanan laut tersebut. Tak satu pun dari mereka harus digoreng.

“Jadi untuk mengolahnya hanya satu bahan pangan saja yang diolah dengan minyak.” Misalnya minyak zaitun, minyak kelapa, atau santan, maka kita harus menghitung dulu berapa jumlah yang diperbolehkan.

 

Diabetes adalah penyakit kronis yang meningkatkan kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh. Hal ini terjadi karena tubuh penderita diabetes tidak mampu lagi mengambil glukosa ke dalam sel dan menggunakannya sebagai sumber energi. Akibatnya, kelebihan gula menumpuk di dalam darah.

Prof. Dr. Dr. Perdana Soyondo SpPD-KEMD mengungkapkan, sekitar 70 persen penderita gula darah tinggi tidak mengetahui dirinya termasuk dalam kategori diabetes.

“Ada 70 persen masyarakat yang tidak mengetahui dirinya mengidap diabetes karena tidak ada gejala dan orang tersebut dapat beraktivitas normal,” kata Soyondo dari Kementerian Kesehatan dan Mineral.

Namun, 30 persen penderita gula darah tinggi mengalami gejala. Berikut enam gejala klasik diabetes yang dipaparkan Soyondo.

1. Sering buang air kecil

“Gula darah yang tinggi akan menyebabkan saluran kemih melebar sehingga membuat buang air kecil menjadi lebih sering dan banyak,” kata Suyondo.

2. Mulut kering

3. Rasa haus yang terus-menerus

4. Merasa lemah atau tidak berdaya

Anggota Persatuan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) mengatakan, “Karena gula darah tinggi tetapi tidak bisa masuk ke sel untuk diubah menjadi energi, sehingga membuat tubuh terasa lemas.”

5. Rasa lapar yang membuat ingin terus makan.

6. Menurunkan berat badan

Selain enam gejala diabetes yang disebutkan di atas, Suyondo mengungkapkan masih ada gejala lain juga. Diantaranya:

Lesi yang tidak kunjung sembuh antara lain gangguan penglihatan atau penglihatan kabur, keputihan merupakan kejadian sehari-hari yang dialami wanita, kata Suwondo seraya menambahkan bahwa beberapa pasien merasakan gejala tersebut namun tidak segera terdiagnosis. 

“Banyak orang yang sudah merasakan gejalanya tapi pura-pura tidak tahu,” ujarnya. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *