kabarkutim.com.com, Jakarta – Perusahaan China Hebei Jianxin Flying Car Technology akan memproduksi mobil terbang bersertifikat yang dikembangkan oleh perusahaan Slovakia Klein Vision. Mobil terbang ini bisa berubah bentuk dari kendaraan darat menjadi pesawat terbang.
Klein Vision telah mengumumkan bahwa pada bulan Maret 2024 mereka menjual lisensinya untuk memproduksi dan menjual mobil terbang untuk pasar Tiongkok kepada Hebei Jianxin Flying Car Technology, yang berbasis di Cangzhou, Provinsi Hebei, Tiongkok utara.
“Kami dengan bangga mengumumkan penjualan lisensi teknologi mobil terbang bersertifikat kami kepada perusahaan bergengsi Tiongkok,” kata Stefan Klein, ketua Klein Vision, menurut Xinhua.
“Kemitraan ini mewakili langkah penting dalam misi kami untuk memperluas akses global terhadap solusi mobilitas revolusioner dan mendorong kemajuan dalam industri,” tambah Anton Zayats, salah satu pendiri Klein Vision.
Dirancang untuk penggunaan darat dan udara, kendaraan ini dapat bertransformasi dari kendaraan darat menjadi pesawat terbang dalam waktu 3 menit dengan kecepatan terbang hingga 300 kilometer per jam dan jarak terbang lebih dari 1.000 kilometer.
Mobil tersebut mendapat sertifikat kelaikan udara resmi dari Otoritas Transportasi Slovakia pada tahun 2022 setelah lulus uji penerbangan ketat selama 70 jam yang memenuhi standar Badan Keselamatan Penerbangan Eropa.
Indonesia sudah mulai memproduksi mobil terbang pertamanya yang diberi nama Vela α. Vela merupakan Industrial Advanced Air Mobility (AAM) yang diperkenalkan ke publik pada Singapore Airshow 2024 pada 20-25 Februari 2024.
Menurut Deputy Manager Komunikasi Eksternal PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Kerry Apriawan, pada Singapore Airshow 2024 pada 20-25 Pada Februari 2024, Vela α berada di stand yang sama dengan Dirgantara Indonesia di Changi Exhibition Centre, Hall B G51.
“Vela juga memiliki perjanjian kerja sama dengan satu-satunya perusahaan manufaktur pesawat milik negara di Asia Tenggara yang menegaskan bahwa posisi dan ambisi Vela sangat serius dalam membangun ekosistem industri manufaktur dirgantara global,” kata Kerry dalam siaran medianya pada 26 Februari. . , 2024
Kerry mengatakan PT Vela Prima Nusantara atau dikenal Vela mengkhususkan diri dalam produksi pesawat AAM.
Pesawat Alpha adalah produk andalan perusahaan dan Vela menangani seluruh aspek desain, pengembangan, pengujian, sertifikasi, manufaktur, dan MRO.
“Vela adalah perusahaan start-up yang didirikan pada pertengahan tahun 2020-an untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi mobilitas udara canggih (AAM),” kata Carey.
Pesawat, yang diharapkan memasuki layanan komersial pada akhir tahun 2028, dirancang untuk menampung seorang pilot dan empat penumpang, tetapi dapat dikonfigurasi hingga enam penumpang dan mampu melakukan beberapa penerbangan dengan sekali pengisian daya.
Pesawat AAM Vela akan memiliki dua pilihan performa, VTOL serba listrik dan VTOL hybrid, keduanya didasarkan pada desain badan pesawat yang sama.
“Pekerjaan rekayasa yang diperlukan untuk mengembangkan pesawat ini terutama dilakukan di Bandung, Indonesia, sedangkan manajemen dikendalikan dari Jakarta, Indonesia,” kata Carey.
Carey menjelaskan bahwa personel kunci Vela adalah insinyur yang sangat berpengalaman dengan pengalaman teknik lebih dari 600 tahun. Mereka membawa keahlian khusus di bidang konstruksi pesawat terbang dengan menggunakan teknologi tercanggih, khususnya di bidang elektronika daya dan struktur komposit.
“Hal ini memberikan keyakinan kepada manajemen Vela bahwa mereka akan menjadi pemain tangguh dalam industri yang sedang berkembang ini,” tambah Carey.
Vela saat ini sedang dalam tahap desain awal program, dengan konfigurasi terbaru, Alpha, dalam tahap finalisasi.