kabarkutim.com.com, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno baru saja melakukan kunjungan kerja ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Selama di Dubai, Menparekraf bertemu dengan sejumlah investor yang diperkirakan akan berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata.
Salah satunya, Sandiaga Uno bertemu dengan Ketua Tim Kewirausahaan UEA sekaligus Pendidik Pengembangan Kawasan Ekonomi, Keberlanjutan Bisnis Keluarga dan Pendidikan, Dr. Dalam kesempatan itu, Menparekraf menawarkan sejumlah peluang investasi strategis di delapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, seperti KEK Mandalika di Lombok Tengah, KEK Tanjung Kelayang di Belitung, KEK Likupang. di Minahasa Utara dan KEK Morotai di Kepulauan Morotai.
Sandi juga menawarkan investasi di lima Destinasi Super Prioritas yaitu Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo.
“Mereka tertarik dengan Kawasan Ekonomi Khusus karena memiliki banyak destinasi wisata menarik dan potensi pengembangan yang besar. Tawaran investasi ini sangat menjanjikan karena kunjungan wisatawan UEA ke Indonesia terus meningkat,” ujarnya kepada The Weekly. Briefing bersama Sandi Uno di Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta pada Rabu 10 Januari 2024.
Sandi juga mengungkapkan, investasi sektor pariwisata dari UEA hingga Indonesia pada tahun 2023 akan meningkat sebesar 429 persen dibandingkan tahun 2022. “Yang dibutuhkan Indonesia tidak hanya investasi saja, tetapi juga terciptanya ekosistem investasi yang baik, khususnya dengan pihak swasta. . Oleh karena itu kami terus mendorong keterlibatan pihak swasta melalui Public Private Partnership (PPP) dalam percepatan pembangunan,” lanjutnya.
Menparekraf juga mengungkapkan pertemuannya dengan PNC Menon dari Sobha Group. Ia mengatakan mereka tertarik berinvestasi di berbagai proyek real estate di Indonesia, termasuk ibu kota nusantara (IKN). Tak mau kalah, Sandi juga bertemu dengan Chairman Ayana Holding Abdullah Lahej dan menawarinya peluang investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Sandi mengatakan: “Kami mengajak Ayana Holding untuk berinvestasi dan sekaligus belajar dari kami dalam membangun KEK dan sejumlah destinasi wisata di Indonesia.
“Kami juga telah mengundang Abdullah Lahej untuk berkunjung ke Jembrana, Bali,” ujarnya. “Jembrana merupakan salah satu destinasi wisata yang sedang berkembang menjadi pusat perekonomian baru di Bali. Mereka tertarik untuk datang, rencananya dalam waktu dekat setelah mereka berkunjung ke Australia.”
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan Delod Berawah menjadi salah satu lokasi yang cukup diminati investor saat bertemu di Dubai. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Kabupaten Jembrana mengaku akan terus mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi yang menjanjikan.
Menurut Sandi, investor Dubai mulai mengarahkan berbagai investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di luar Dubai, karena “mereka sudah sangat besar dan menjadi hub pariwisata strategis di Timur Tengah.”
Tak hanya soal investasi, Sandi juga sempat bertemu dengan lulusan Poltekpar Bandung bernama Haryanto yang memperkenalkan restoran Indonesia di Dubai.
Berdasarkan siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Minggu, 7 Januari 2024, kehadiran restoran Indonesia di luar negeri merupakan sarana efektif mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air melalui diplomasi kuliner. Menparekraf pun mengungkapkan kekagumannya atas kehadiran Restoran Haryanto.
Ia mendorong agar lebih banyak generasi muda dan diaspora Indonesia yang optimis terhadap perkembangan bisnis kuliner sehingga mampu mendongkrak penciptaan lapangan kerja. Sandi mampir ke restoran di Nad Al Sheba 1, Dubai pada Sabtu 6 Januari 2024.
“Hari ini saya bersyukur bisa mengunjungi langsung Haryanto Asian Fusion. Ini merupakan karya lulusan Poltekpar NHI Bandung yang berkumpul di Dubai untuk mewujudkan hub ekonomi kreatif Indonesia,” kata Sandi.
Dalam kesempatan itu ia mencicipi nasi goreng yang menjadi salah satu menu andalan restoran tersebut. Sandi mengatakan kehadiran restoran ini mendapat respon positif dari masyarakat setempat karena berbagai masakan Indonesia cukup populer di luar negeri dan dapat dipadukan dengan cita rasa lokal.
“Jadi ada makanan Indonesia, tapi juga makanan yang populer di lidah masyarakat di distrik Maidan di pusat kota Dubai,” jelasnya.
Ia juga memuji Haryanto sebagai pemilik restoran yang mampu mengembangkan bakat Indonesia di pasar kuliner internasional. Restoran ini memiliki 12 karyawan yang semuanya berasal dari Indonesia.
Selain itu, Sandi juga mengapresiasi restoran ini memiliki potensi besar untuk menjadi mitra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pengembangan program Indonesia Spice Up the World. “Ini bagian dari kita mendorong program Indonesia Spice of the World agar bisa kita manfaatkan untuk mempromosikan pariwisata kita,” ujarnya.
“Kami berharap banyak generasi muda kita yang lulus dari Poltekpar NHI dan lulusan lainnya yang terinspirasi dari kisah Haryanto,” harap pria 54 tahun itu. “Haryanto mulai mengembangkan usahanya sekitar 10-15 tahun lalu dan kini mampu menyediakan makanan berkualitas setingkat Syekh Muhammad.”
Menparekraf optimistis akan semakin banyak pengusaha kuliner muda yang mampu membangkitkan perekonomian Indonesia. “Saya bangga sekali kita dipercaya dan Indonesia bisa menjadi juara, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri,” tutupnya.