kabarkutim.CO.ID, JAKARTA — Badan Cuaca, Iklim, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan sedang hingga lebat pada arus mudik Lebaran 2024. Pemerintah telah memperingatkan operator Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk memperkirakan cuaca buruk di negara asal mereka.
“Kita waspada. Hari ini kita sudah selesai (TMC di Jateng) sampai tanggal 18 (Maret) nanti kita mulai lagi,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Kuswando dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Kemanusiaan. Pembangunan dan Kebudayaan. , Jakarta, Senin (18/03/2024).
Dijelaskannya, hingga saat ini kegiatan TMC dilakukan di wilayah terdampak bencana hidromaterial di Jawa Tengah. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain untuk memperbaiki dan memperkuat bantaran sungai agar tidak jebol lagi di kemudian hari.
“Teknologi modifikasi cuaca sekarang sudah ada dan teman-teman PUPR mendorong kita untuk memperketat bantaran sungai agar tidak jebol lagi,” ujarnya.
Guzwanto mengatakan, berdasarkan prakiraan, pada tanggal 5 hingga 11 April cuaca akan terus turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Namun cuaca buruk tersebut akan disusul hujan ringan.
“Sebenarnya aktivitas Osilasi Madden-Julian masih terdapat di zona konvergensi subtropis dan siklon tropis serta bibit Siklon Tropis Megan. Kita berharap hal ini dapat terjadi di masa depan,” jelasnya.
Terkait kemungkinan terjadinya bencana hidrologi seperti banjir, Kepala Komite Prakiraan Cuaca dan Peringatan Dini BMKG Ida Pramuvardhani mengatakan, hal tersebut bergantung pada kondisi lingkungan masing-masing daerah. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai, kejadian cuaca ekstrem mudah terkena dampak bencana hidrologi.
Untuk itu, dia mengingatkan agar tetap menjaga lingkungan sekitar, agar ketika cuaca ekstrem terjadi tidak mudah terkena bencana. Menurutnya, pengelolaan lingkungan hidup yang baik juga harus dilakukan agar bencana hidrometeorologi dapat diprediksi.
“Jaga lingkungan, jika terjadi iklim ekstrim agar tidak mudah terkena bencana. Dan lakukan pengelolaan lingkungan dengan baik, agar badan air tidak terkena bencana cuaca,” jelasnya.