Republik Jakarta – Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengeluarkan Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) dari keanggotaan KOI melalui pertemuan luar biasa (KLB) yang digelar di Jakarta. Hal ini merupakan pukulan telak mengingat tenis meja merupakan olahraga populer di Indonesia.
Usai Rapat Anggota dan Rapat Luar Biasa KOI Tahun 2024 di Jakarta, dikutip Sabtu, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan, “Dengan berat hati saya mengumumkan pengunduran diri atau pengusiran PP PTMSI dari keanggotaan KOI.” dan disepakati bersama oleh para anggota,” ujarnya. (3 September 2024).
Keputusan ini mempertimbangkan pelanggaran peraturan perundang-undangan (AD/ART) dan tidak terbatas pada tindakan yang bertentangan dengan prinsip Olimpiade dan Gerakan Olimpiade.
Hal ini merujuk pada pernyataan Ketua Umum PP PTMSI Oegroseno di media online yang cenderung mendiskreditkan dan memfitnah lembaga dan asosiasi olahraga yang dianggap melanggar AD/ART dan Piagam Olimpiade.
Pak Ogroseno menawarkan pembelaan mengenai masalah ini, namun ditolak oleh peserta konferensi. Menyusul keputusan tersebut, Oktohari mengingatkan seluruh pejabat dan pengurus olahraga untuk tetap tenang dan berpegang pada prinsip tata kelola yang tertuang dalam Piagam Olimpiade.
Selain pencoretan PP PTMSI dari keanggotaan, KLB juga menghasilkan beberapa keputusan penting lainnya, antara lain finalisasi nomenklatur nama panitia di AD dan ART.
“Enam komite akan diganti namanya, dua lagi akan dilanjutkan, satu komite akan ditiadakan, dan satu komite akan ditambah,” ujarnya.
Secara terpisah, KOI telah menyambut anggota baru Pengurus Besar Persatuan Bela Diri Campuran Seluruh Indonesia (PB Percatami) dan juga telah menunjuk dua atlet olimpiade, pebulu tangkis Gracia Polly dan perenang Akbar Nasution, ke dalam pengurus pengurus Persatuan Bela Diri Campuran Indonesia ( PB Percatami).