Jakarta – Utang Amerika Serikat (AS) mencapai rekor baru, mencapai 34 triliun dolar. Peningkatan utang tersebut dilaporkan oleh Departemen Keuangan AS pada Selasa (2/1), dan juga menjadi sumber ketegangan di Washington yang dapat berujung pada penutupan sebagian pemerintahan tanpa anggaran tahunan.
Utang nasional melebihi $34 triliun beberapa tahun yang lalu sebelum pandemi ini diperkirakan terjadi. Kantor Anggaran Kongres mengindikasikan pada bulan Januari 2020 bahwa utang federal bruto akan mencapai $34 triliun pada tahun fiskal 2029.
Utang negara Paman Sam tumbuh lebih cepat dari perkiraan karena pandemi yang dimulai pada tahun 2020 yang mematikan sebagian besar perekonomian AS. Pemerintah mengambil lebih banyak utang di bawah pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden untuk menstabilkan perekonomian dan mendukung pemulihan. Namun pemulihan tersebut dibarengi dengan peningkatan inflasi yang menaikkan suku bunga dan meningkatkan jumlah pembayaran utang.
“Sampai saat ini, Washington telah mengeluarkan uang seolah-olah kita memiliki sumber daya yang tidak terbatas,” kata profesor ekonomi Universitas Loyola Marymount, Song Wan Soon, dilansir ABC News, Rabu (3/1/2023). “Tetapi intinya adalah tidak ada makan siang gratis,” katanya, “dan menurut saya prospeknya cukup suram.”
Utang kotor mencakup uang yang dimiliki pemerintah, sehingga banyak politisi mengandalkan total utang yang dimiliki masyarakat untuk menilai keuangan pemerintah. Angka yang lebih rendah yaitu $26,9 triliun kira-kira sama dengan produk domestik bruto Amerika Serikat.
Bulan Juni lalu, Kantor Anggaran Kongres memproyeksikan dalam proyeksi 30 tahunnya bahwa utang pemerintah akan mencapai rekor sebesar 181% dari aktivitas ekonomi AS pada tahun 2053.
Utang nasional tampaknya tidak menjadi beban perekonomian AS saat ini, karena investor ingin meminjamkan uang kepada pemerintah federal. Pinjaman ini memungkinkan pemerintah untuk terus membelanjakan programnya tanpa perlu menaikkan pajak.
Namun, utang yang membengkak dalam beberapa dekade mendatang dapat membahayakan keamanan nasional dan program-program utama, termasuk Jaminan Sosial dan Medicare, yang merupakan pendorong utama pengeluaran pemerintah selama beberapa dekade mendatang. Gagal bayar (default) pemerintah, seperti sengketa pembatasan utang lainnya, juga bisa menjadi risiko keuangan jika investor khawatir terhadap kesediaan anggota parlemen untuk membayar utang AS.